Mengakhiri Sholat dengan Satu Kali Salam

oleh : Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah –hafizhahullah

Sholat pada umumnya di akhiri dengan dua kali salam. Namun ada sebuah perkara yang tidak diketahui oleh mayoritas kaum muslimin bahwa disana ada sejumlah ulama ulama yang menyatakan bolehnya mengucapkan satu kali salam dalam mengakhiri sholat yang kita tunaikan, baik itu berupa sholat wajib, maupun sholat sunnah.

Mengakhiri sholat dengan dua kali salam itulah yang paling masyhur di kalangan para ulama dan kaum muslimin berdasarkan sejumlah riwayat dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.

Dari Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu anhu- berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْمَنِ وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْسَرِ

“Dahulu Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- melakukan salam ke kanan: “Assalam alaikum warohmatulloh”, sampai terlihat putih pipi beliau yang kanan, dan ke sebelah kiri: “Assalam alaikum warohmatulloh”, sampai terlihat putih pipi beliau yang kiri”. [HR. An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (no. 1325). Dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Irwa’ Al-Gholil (no. 950)]

Dari Wasi’ bin Habban berkata, “Aku katakan kepada Ibnu Umar,

قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ: أَخْبِرْنِي عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ كَانَتْ ؟ قَالَ : ” فَذَكَرَ التَّكْبِيرَ، كُلَّمَا وَضَعَ رَأْسَهُ وَكُلَّمَا رَفَعَهُ، وَذَكَرَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ عَنْ يَمِينِهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ عَنْ يَسَارِهِ

“Kabari aku tentang sholatnya Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-, bagaimana caranya?”.

Dia (Wasi’) berkata, “Beliau (sahabat Ibnu Umar -radhiyallahu anhu-) menyebutkan takbir, setiap kali beliau (Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-) menurunkan kepalanya dan mengangkatnya; dan menyebutkan: “Assalam alaikum warohmatulloh”, ke kanandan “Assalam alaikum warohmatulloh” ke kiri“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/72) dan An-Nasa’iy dalam Al-Mujtaba(no. 1321). Hadits ini dihukumi kuat oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 5402)]

Dari dua hadits ini dan hadits-hadits lain yang masih banyak jumlahnya, menunjukkan bahwa disyariatkan mengucapkan dua kali salam saat menutup sholat.

[Lihat Zadul Ma’ad (1/250) dan Taisir Al-Allam (1/186) oleh Al-Allamah Abdullah Alu Bassam At-Tamimiy]

Namun bukan berarti bahwa satu kali salam tidak boleh dalam mengakhiri sholat. Bahkan itu boleh!! Akan tetapi yang lebih afdhol (utama) adalah dua kali salam.

Adapun hadits-hadits yang menunjukkan sunnah dan bolehnya satu kali salam, maka kali ini kami akan bawakan beberapa buah hadits di bawah ini:

Dari A’isyah -radhiyallahu anha- berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ فِي الصَّلاَةِ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تِلْقَاءَ وَجْهِهِ ، ثُمَّ يَمِيلُ إِلَى الشِّقِّ الأَيْمَنِ شَيْئًا.

“Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- melakukan salam dalam sholat sebanyak satu kali salam ke depan wajahnya, lalu menyerong sedikit ke arah kanannya”. [HR. At-Tirmidziy dalamSunan-nya (296) dan Ibnu Majah (919). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (2/33)]

Dari Anas -radhiyallahu anhu- berkata,

أن النبي صلى الله عليه و سلم كان يسلم تسليمة واحدة

“Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dahulu memberi salam satu kali”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Awsath (8473).]

Di saat men-shohih-kan hadits ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniyrahimahullah– berkata,

“و جملة القول : أن هذا الحديث صحيح ، و هو أصح الأحاديث التي وردت في التسليمة الواحدة في الصلاة ، و قد ساق البيهقي قسما منها ، و لا تخلو أسانيدها من ضعف ، و لكنها في الجملة تشهد لهذا.” اهـ من سلسلة الأحاديث الصحيحة (1 / 315)

“Inti ucapan, bahwa hadits ini shohih. Dia merupakan hadits yang paling shohih yang datang dalam hal satu kali salam dalam sholat. Al-Baihaqiy sungguh telah membawakan sebagian diantaranya dan sanad-sanadnya tak lepas dari kelemahan. Akan tetapi hadits-hadits itu menguatkan hadits ini”. [Lihat Ash-Shohihah (no. 316)]

Hadits lain yang menjelaskan bolehnya satu kali salam dalam sholat, hadits dari A’isyah -radhiyallahu anhu-, ia berkata tentang sholat malamnya Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-,

ثم يقعد فيدعو بما شاء الله أن يدعوه ويسأله ويرغب إليه ويسلم تسليمة واحدة شديدة يكاد يوقظ أهل البيت من شدة تسليمه

“Lalu beliau (Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-) duduk seraya berdoa sebagaimana yang Allah kehendaki agar beliau berdoa, meminta kepada-Nya dan berharap kepada-Nya. Beliaumengucapkan satu kali ucapan salam yang keras; hampir saja membangunkan penghuni rumah saking kerasnya salam beliau”.

[HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 1346) dan An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (no. 1719). Dinyatakan shohih oleh Al-Albaniy dalam Shohih Abi Dawud (5/91)]

Al-Imam Muhammad bin Abdil Baqi Az-Zurqoniyrahimahullah– berkata,

فهو صريح في الاقتصار على واحدة ؛ لأنها جعلتها صفة لتسليمه ، فرفعت احتمال المجاز ؛ فهو نص في الوَحدة ” . اهـ من أصل صفة صلاة النبي صلى الله عليه وسلم – (3 / 1032)

“Ia (hadits ini) adalah gamblang dalam pembatasan atas satu kali salam, karena A’isyah menjadikan satu salam itu sebagai gambaran bagi salamnya beliau (Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-)”. Aisyah menghapus kemungkinan (adanya) makna majaz. jadi, ia merupakan nash tentang satu kali salam.” [LihatSyarh Al-Mawahib Al-Ladunniyyah (7/336) via Ashl Shifah Ash-Sholah (3/1032)]

Perkara bolehnya mengucapkan salam hanya sekali dalam sholat fardhu dan sunnah, telah masyhur di kalangan para sahabat. Oleh karena itu, rawi hadits, dalam hal ini A’isyah -radhiyallahu anhu- telah melakukan hal ini.

Dari Al-Qosim dari A’isyah -radhiyallahu anha-,

أَنَّهَا كَانَتْ تُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً قُبَالَةَ وَجْهِهَا ، السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ.

“Dia (A’isyah) dahulu memberi salam satu kali ke arah wajahnya: Assalam alaikum”. [HR. Abdur Rozzaq dalam Al-Mushonnaf(2073), Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (no. 730) dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (no. 841)]

Hadits ini dibuatkan judul bab oleh Ibnu Khuzaimah,

بَابُ إِبَاحَةِ الاِقْتِصَارِ فِي الصَّلاَةِ عَلَى تَسْلِيمَةٍ وَاحِدَةٍ مِنَ الصَّلاَةِ، وَالدَّلِيلِ عَلَى أَنَّ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تُجْزِئُ ، وَهَذَا مِنَ اخْتِلاَفِ الْمُبَاحِ ، فَالْمُصَلِّي مُخَيَّرٌ بَيْنَ أَنْ يُسَلِّمَ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً وَبَيْنَ أَنْ يُسَلِّمَ تَسْلِيمَتَيْنِ كَمَذْهَبِ الْحِجَازِيِّينَ.

“Bab : Pembolehan Pembatasan dalam Sholat atas Satu Kali Salam dari Sholat serta Dalil bahwa Satu Kali Salam adalah Cukup. Ini adalah termasuk Khilaf yang Mubah. Maka Seorang yang Sholat Diberi Pilihan antara Memberi Salam Satu Kali dan antara Memberi Salam Dua kali seperti Madzhab Orang-orang Hijaz”. [Lihat Shohih Ibni Khuzaimah (1/360)]

Apa yang dinyatakan oleh Ibnu Khuzaimah, sama dengan apa yang dinyatakan oleh Al-Imam Asy-Syafi’iy -rahimahullah- saat beliau berkata,

إِنْ شَاءَ سَلَّمَ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً ، وَإِنْ شَاءَ سَلَّمَ تَسْلِيمَتَيْنِ.” اهـ من سنن الترمذي – ط. دار إحياء التراث العربي – (2 / 90)

“Jika ia mau, maka ia memberi salam satu kali dan jika mau, maka ia memberi salam dua kali”. [Lihat Sunan At-Tirmidziy(2/90)]

Satu kali salam telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam-. Ini semakin menguatkan kebolehan hal itu.

Al-Imam Abu Bakr Al-Baihaqiy rahimahullah– berkata,

وَرُوِىَ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ الصَّحَابَةِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَنَّهُمْ سَلَّمُوا تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً. {ق} وَهُوَ مِنَ الاِخْتِلاَفِ الْمُبَاحِ وَالاِقْتِصَارِ عَلَى الْجَائِزِ وَبِاللَّهِ التُّوفِيقُ. اهـ من السنن الكبرى للبيهقي. ط المعارف بالهند – (2 / 179)

“Telah diriwayatkan dari sekelompok sahabat -radhiyallahu anhum- bahwa mereka mengucapkan satu kali salam. Perkara ini termasuk khilaf yang mubah dan pembatasan pada perkara yang boleh (ja’iz)”. [Lihat As-Sunan Al-Kubro (2/179)]

Inilah pendapat yang terkuat bahwa dibolehkan mengucapkan satu kali salam saat sholat.

Ini merupakan pendapat Ibnu Umar, Anas, Salamah bin Al-Akwa’, A’isyah -radhiyallahu anhum-, Al-Hasan, Ibnu Sirin, Umar bin Abdil Aziz, Malik, Al-Awza’iy, salah satu pendapat Asy-Syafi’iy dan selain mereka, Wallahu A’lam.[Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (1/327)]

Kesimpulan, boleh bagi seorang yang sholat (baik ia imam atau makmum) untuk menutup dan mengakhiri sholatnya dengan satu kali salam, walaupun yang lebih utama adalah dua kali salam, wallaohu -Ta’ala- a’lam bish showab.

Selesai diedit dan diperiksa kembali, 10 Jumadal Ula 1438 H, Markaz Dakwah, Jalan Baji Rupa, Makassar.

Sumber : https://abufaizah75.blogspot.co.id

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑